Tampak orang-orang terdekat Prabowo sulit menjalankan tugas tersebut. Karena membutuhkan kecerdasan, keikhlasan, kesabaran menemui satu persatu koalisi maupun oposisi serta tokoh-tokoh masyarakat. Bekerja keras dengan rendah hati, tidak jumawa karena sedang memimpin. Memiliki intelektual, wawasan, pengalaman dan yang terpenting bisa diterima semua pihak. Pekerjaan ini mungkin hanya bisa dijalankan oleh seseorang yang _humble_ dan fleksibel, Prof. Sufmi Dasco Ahmad. Karena sepanjang perjuangan nya sejak di Gerindra, saya melihat Prof. sufmi Dasco bersama Prabowo secara kedekatan dan _inner circle_ -nya. Saya melihat hanya Prof. Sufmi Dasco yang banyak berinisiatif menjadi garda terdepan Pak Prabowo bahkan bisa dikatakan sebagai pemain jangkar dalam sepakbola.
Seorang pemain politik yang berperan sebagai penghubung antara lini depan, lini tengah dan lini belakang. Menjaga keseimbangan tim. Mencegah serangan lawan. Membantu serangan ke depan. Dan mengatur tempo permainan. Prof. Dasco memiliki ketahanan fisik, visi bermain dan fokus pada tujuan yaitu, kemenangan tim. Bukan kejayaan pribadi.
Sehingga ketika banyak serangan terhadap Prof. Dasco dari pihak eksternal, saya memaklumi. Dan saya mengangkat jempol terhadap pihak luar yang menyerang pemerintahan saat ini dengan menyerang Prof. Dasco. Itu berarti matanya jeli melihat dimana letak titik kekuatan lawan yang sebenarnya.
Sedangkan serangan terhadap Prof. Dasco dari pihak internal, saya sungguh prihatin. Bukankah tidak boleh kebencian itu didasarkan pada iri hati karena kehebatan teman. Bila hal itu dibiarkan maka terjadi persaingan yang tidak sehat. Akan membuat kerapuhan tim. Berujung pada keterpurukan yang memalukan. Dan kekalahan yang tidak perlu.