SURABAYA, Mediakarya – Peneliti Utama Pusat Studi Anti Korupsi dan Demokrasi (PUSAD) Universitas Muhammadiyah Surabaya Radius Setiyawan mengungkapkan bahwa sebanyak 33 persen pemilih muda di Jawa Timur menolak adanya politik dinasti.
“Hasilnya adalah para pemilih muda Jatim 26 persen percaya (pada politik dinasti), 33 persen tidak percaya atau menolak dan 41 persen tidak peduli. Survei ini dilakukan 14-22 Oktober terhadap 1.075 responden yang tersebar secara proporsional di 38 kabupaten atau kota di Jatim,” kata Radius di Surabaya, Jumat.
Selain politik uang, kata Radius, politik dinasti dalam konteks demokrasi menarik untuk menjadi pembahasan.
Politik dinasti, sambung dia, dipahami sebagai proses reorganisasi kekuasaan melalui perubahan model politik baru dengan pelembagaan kekuatan pemilik modal, yang memperlihatkan oligarki kekuasaan dan berpengaruh dalam struktur sosial dan negara dalam demokrasi Indonesia.