JAKARTA, Mediakarya – Pasca pemilihan presiden, publik masih merasakan ada ketegangan dari masing masing pendukung capres cawapres, saat kontestasi politik 2024 berakhir.
Hingga saat ini, menjelang pelaksanaan pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November mendatang, namun ketegangan itu ternyata masih terasa.
Seperti akhir-akhir ini, sejumlah tayangan di stasiun TV maupun media sosial lainnya, mempertontonkan adanya ketegangan dari para pendukung capres yang ikut berkontestasi pada pilpres 2024 lalu.
Menanggapi hal itu, pegiat Toleransi Indonesia, Hadar Alwi menilai jika fenomena itu terus dibiarkan berkembang, dikhawatirkan bakal memicu konflik horizontal.
“Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan konflik, akibat perbedaan pilihan pilpres, di tengah kemajemukan sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai toleransi,” ujar Haidar dalam keterangan tertulisnya yang diterima Mediakarya, Senin (23)9/2024).
Haidar mengungkapkan, budaya toleransi di Indonesia, sudah cukup dikenal oleh masyarakat dunia, di mana perbedaan keyakinan, satu sama lain dapat menyatu dan saling berdampingan.
Namun, dengan adanya silang pendapat di sejumlah tayangan di TV maupun di media sosial lainnya yang berakhir dengan kata hujatan dan makian, ia juga mengkhawatirkan dapat mencoreng citra Indonesia di mata dunia.
“Apalagi, jika kita simak acara acara debat terkait politik, banyak sekali menyampaikan pesan pesan yang sangat tidak baik untuk rakyat,” kata Haidar,
Oleh karena itu, direktur eksekutif Haidar Alwi Institute ini mengingatkan kepada semua pihak dapat menahan diri dan kembali menjunjung tinggi budaya toleransi dan perdamaian.
“Jadi atas nama Toleransi Indonesia, saya berharap agar cukup sudahi.
Hentikan perdebatan dan ujaran yang tak pantas, Jangan bebani bangsa ini dengan konflik,” pungkas Haidar.**