“Peserta dari luar daerah hanya untuk melengkapi lawan tanding. Fokus kami tetap pada pembinaan petarung asal Sukabumi agar mereka bisa unjuk gigi,” tambah Anggi.
Event ini telah tumbuh menjadi agenda tahunan independen yang diharapkan terus berlanjut, menjadi bagian penting dalam pembinaan atlet menuju kejuaraan yang lebih tinggi, seperti KORDA dan BK Porprov Jabar.
Lebih dari sekadar turnamen, Sukabumi Nyerenteng menjadi simbol kolaborasi antar-cabang olahraga. Sebuah ruang inklusif yang mematahkan sekat-sekat sektoral dan memperkuat identitas Sukabumi sebagai kota dengan potensi besar di dunia beladiri nasional.
“Kami ingin menghapus batas antar cabang. Ini bukan soal siapa yang unggul, tapi bagaimana kita bisa maju bersama. Dari Sukabumi, untuk Indonesia. Dari octagon kecil, menuju panggung besar,” ujar Anggi menutup pernyataannya.
