Untuk minyak mentah turun dari sekitar 100 dolar AS sampai 105 dolar AS per barel ke level 90 dolar AS per barel.
“Ini situasi extraordinary sebab gejolak volatilitas harga pengaruhi postur APBN kita tapi kita tidak boleh membiarkan gejolak ini mempengaruhi program-program pemerintah,” tegasnya.
Meski turun 33 persen, Sri Mulyani menegaskan subsidi energi masih akan sangat tebal sehingga ia berharap volume juta kiloliter untuk solar, pertalite dan jumlah LPG tetap dikendalikan agar tidak terjadi pembengkakan subsidi dan kompensasi.
“Penggunaan volume BBM bersubsidi harus dikendalikan sebab kalau tidak maka berpotensi melewati anggaran subsidi dan kompensasi tahun ini Rp502,4 triliun,” katanya, dikutip dari antara.
Sementara untuk subsidi nonenergi tahun depan dialokasikan sebesar Rp86,5 triliun atau naik 14,3 persen.