Melihat hal itu, kata dia, sinergi antar perseroan menjadi suatu kebutuhan yang mutlak. Dia meyakini, perseroan tidak akan bisa bekerja sendirian tanpa ada dukungan dari perusahaan lain.
Ismail mengurai, ada delapan dampak positif dari sinergi BUMD bagi perekonomian Jakarta. Pertama, peningkatan pendapatan daerah, kedua pengembangan infrastruktur.
Ketiga terciptanya lapangan kerja, keempat peningkatan daya saing daerah, kelima pengembangan industri lokal, keenam investasi dalam inovasi dan teknologi, ketujuh diversifikasi ekonomi dan kedelapan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Untuk sinergitas ini catatannya dia harus didukung oleh manajemen yang baik, transparan, akuntabel serta fokus pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan, bukan parsial,” jelasnya.
Meski kepala daerah berbeda-beda, ungkap dia, hendaknya pembangunan di Jakarta harus tetap berkelanjutan demi kepentingan masyarakat. Apalagi sampai tahun 2026 mendatang, kepala daerah sebelumnya pada 2022 telah membuat Rencana Pemerintah Daerah (RPD) 2023-2026.
“Ini menandakan bahwa tidak boleh lepas dari tema pembangunan yang berkelanjutan,” ucapnya.