Budaya Melayu Mulai Terkikis, Perjudian di Batam Tanpa Etis

Arena perjudian yang berdampingan dengan diskotek di salah satu tempat di Kota Batam.

Bagi sebagian orang penikmat hiburan ini sangatlah paham apa itu gelper, namun bagi mereka yang awam tentang gelper dianggap tempat tersebut hanyalah semata-mata hiburan saja, padahal lebih dari itu. Gelanggang permainan yang dimaksud kota persinggahan ini adalah gelanggang permainan yang tak lepas dari arena perjudian.

Bahkan ada beberapa tempat, arena gelper aktif dalam waktu dua puluh empat jam, terbuka untuk umum dan tanpa syarat tertentu untuk memasukinya. Artinya baik orang pribumi maupun non pribumi bisa memasuki arena gelper ini, dan yang lebih mengenaskan lagi tanpa syarat ketentuan batasan umur untuk dapat memasukinya, yang penting memiliki modal untuk mengeksplorasi kemampuannya dalam arena perjudian ini.

Ironis dan miris melihat keadaan seperti ini di kota yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, padahal sejatinya Batam memiliki kultur melayu yang islami. Namun akibat pemangku kebijakan yang melonggarkan adanya praktik perjudian dan hiburan malam, seolah mengikis tradisi melayu yang religi.

Kini perjudian dan tempat hiburan malam sangat mudah didapati di sudut kota Batam. Tidak hanya moment hari biasa saja, akan tetapi di bulan suci Ramadhan pun aktivitas tersebut berlangsung selama dua puluh empat jam. Luar biasa sekali bukan?

Maraknya arena perjudian gelper di kota Batam mengindikasikan bahwa adanya peningkatan aktivitas masyarakat yang semakin candu untuk menguasai arena permainan judi. Hal itu lantaran tak kenal waktu untuk bisa menikmatinya.

Ditambah lagi adanya keberlangsungan aktivitas diskotek baik di dalam ruangan (indoor) maupun diskotek yang terbuka lebar di luar ruangan (outdoor) Di mana mungkin saja ketika hujan para pengunjung yang hadir yang berisi rata-rata anak remaja ini bisa leluasa datang ke diskotek tersebut dan rela hujani diri dengan air hujan sambil asik bergoyang mendengar musik yang kencang.

Tidak hanya itu, adanya kemudahan untuk bertransaksi narkoba pun nyaris vulgar, bahkan tidak sedikit juga perdagangan manusia ada di dalamnya, bukankan hal ini miris tengah terjadi di bangsa kita sendiri?

Exit mobile version