“Indikasi terjadi migrasi bisa dibaca kalau permintaan elpiji 3 kg naik sementara penjualan 12 kg turun. Ini kami pantau bersama Pertamina dan Hiswana Migas serta 12 kantor cabang dinas. Kita formalisasi juga penugasan kepada Pertamina dan Hiswana Migas itu dengan surat dari dinas,” ujarnya, dilansir dari antara.
Ia menyebutkan hingga hari kelima pascakenaikan harga elpiji nonsubsidi pada 27 Februari 2022 belum ada indikasi migrasi konsumen gas nonsubsidi ke bersubsidi.
“Permintaan masyarakat masih wajar dan stok juga masih aman, baik gas nonsubsidi maupun subsidi, namun kami berupaya menjaga agar tidak terjadi migrasi konsumen elpiji,” katanya.(qq)