“Mungkin juga itu tandanya masyarakat kita masih banyak yang hidup susah, bisa dipahami juga karena kita baru saja melewati masa covid yang membuat perekonomian bangsa berantakan. Untuk itu masyarakat juga harus siap menanggung bila caleg yang dipilihnya tidak akan pernah menyapa lagi selama menjabat bila ternyata memilih hanya berdasarkan siraman serangan fajar,” ungkapnya.
Untuk itu lanjut Rany berbagai pihak jangan lelah mengedukasi politik yang benar kepada masyarakat.”Bila di Gerindra ada yang terindikasi, kita ikuti sesuai aturan yang berlaku lalu kembali kepada partai saja bagaimana arahannya nanti,” benernya.
Ketika ditanyakan bagaimana sikap partai Gerindra apabila ada sengketa antar caleg internal dalam satu dapil antara kader yang mengakar dengan kader yang diduga melakukan serangan fajar?
Rany mengungkapkan hal itu kembali kepada keputusan partai. “Selama melakukan kecurangan dan merugikan internal partai, bappilu akan mengevaluasi hingga menangguhkan pelantikannya. Itu yang pernah disampaikan, tapi kembali lagi semua harus by data C1 yang akurat. Karena di Gerindra punya sistem perhitungan suara secara aplikasi berdasarkan C1. Alhamdulillaah sejauh ini yang kami pantau tidak ada sengketa di internal, karena saat ini fokus pada pengawalan suara perolehan jumlah kursi maksimal untuk partai,’ pungkasnya.