Mantan Napitas Jadi Agen Demokrasi Ajak Masyarakat Sukseskan Pemilu 2024

Munir menceritakan pengalaman selama mengikuti program deradikalisasi BNPT yang dimulai selama masa penahanan. Kegiatan yang dilakukan berupa dialog, diskusi, brainstorming oleh pembina dari BNPT, Densus 88 Antiteror Polri, akademisi hingga tokoh agama.

Dijelaskannya, para napiter yang mengikuti program deradikalisasi mendapat pembinaan secara berkesinambungan termasuk ketika berada di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas).

Puncak dari proses deradikalisasi yang dijalankan para napiter terjadi ketika dipindahkan ke Pusat Deradikalisasi BNPT.

“Saya mendapat pembinaan yang komprehensif, mencakup aspek keagamaan, wawasan kebangsaan, psikologi serta melibatkan banyak pihak dari akademi hingga tokoh masyarakat,” katanya menuturkan.

Menurut Munir, pembinaan agama dan wawasan kebangsaan menjadi titik balik baginya untuk mencintai NKRI. Sebelumnya, ketika terpapar paham radikalisme, Indonesia sebagai negara ‘thoghut” yang tidak menjalankan syariat Islam.

Namun, pandangannya mulai terbuka setelah mendapat pemahaman baru tentang Maqashid Syariah, dan sejarah peran ulama dalam kemerdekaan Indonesia.

Exit mobile version