Sayangnya, lanjut Menkeu Sri Mulyani, ketika risiko pandemi itu sudah surut, lanskap ekonomi global menghadapi banyak tantangan dan mengancam pemulihan ekonomi global.
Hal tersebut dikarenakan perang antara Ukraina dan Rusia dan ketegangan geopolitik yang telah menciptakan tekanan besar pada harga komoditas dan menyebabkan ketidakpastian global. Fragmentasi geoekonomi menjadi semakin dalam dan melebar. Akibatnya, inflasi di banyak negara maju meningkat bahkan di negara berkembang.
Tingkat inflasi yang masih tinggi di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa direspons dengan kenaikan suku bunga yang akan memperlemah pemulihan ekonomi. Di sisi lain, keterbukaan ekonomi China akan sedikit meningkatkan proyeksi global.
Dana Moneter Internasional (IMF) telah memproyeksikan dalam World Economic Report bahwa ekonomi global akan melambat cukup signifikan yakni hanya tumbuh 2,8 persen pada 2023 dibandingkan tahun lalu 3,4 persen, dan untuk tahun depan diperkirakan sedikit membaik ke level 3 persen. (q2)