Muara Gembong Seperti TPA Akibat Sampah Sungai, Dedi Mulyadi Diminta Turun Tangan

KAB. BEKASI, Mediakarya – Kondisi pesisir dan pantai Muara Blacan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, semakin memprihatinkan. Sampah yang berasal dari aliran Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) telah mengubah kawasan ini menjadi layaknya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

Azis Kuncen, aktivis Prabu Peduli Lingkungan sekaligus nelayan lokal, mengeluhkan sampah yang ada di pesisir dan pantai Muara Blacan. Dalam pantauannya pada Sabtu (21/6/2025), dia menyaksikan langsung bagaimana sampah dari saluran Kali CBL terus mengalir menuju pesisir dan pantai Muara Gembong hingga ke laut.

“Sampahnya sudah kritis sekali, ini sampah dari Kali CBL, baunya sudah sangat menyengat,” kata Azis sambil menyusuri pantai Muara Blacan dengan perahu dan mendokumentasikan kondisi tersebut dengan video.

Menurut pengamatan Azis, Kali CBL telah menjadi “jalan raya” bagi sampah menuju Muara Gembong. Sampah-sampah dari Kali CBL mengalir hingga ke Muara Blacan, mengubah Muara Gembong seakan menjadi TPA sampah. “Muara Gembong udah jadi pembuangan sampah akhir, Muara Gembong udah kritis, sudah tidak bisa dikendalikan lagi,” katanya.

Kondisi ini bukan kejadian sesekali, melainkan rutinitas harian yang harus dihadapi warga setempat. “Tiap hari kondisinya begini, bahkan kalau angin barat daya semua sampah yang di Kali CBL masuk semuanya ke Muara Blacan,” tambahnya.

Persoalan semakin kompleks ketika sampah-sampah tersebut tidak hanya mengotori pantai. Lebih lanjut, Azis mengatakan sampah tersebut masuk hingga ke tambak-tambak nelayan, bahkan masuk ke pemukiman nelayan.

Dampaknya sangat terasa bagi para nelayan lokal. Tambak-tambak nelayan tercemar dan menggerus penghasilan nelayan Muara Gembong. Data yang disampaikan Azis menunjukkan penurunan pendapatan yang sangat drastis.

“Tahun lalu bisa dapat Rp200-300 ribu, sekarang paling Rp50 ribu sehari semalam. Nangis sudah nelayan Muara Gembong, dari pemerintah sudah tidak ada yang peduli lagi,” ungkapnya.

Angka tersebut mencerminkan betapa beratnya beban ekonomi yang harus ditanggung para nelayan. Penurunan pendapatan ini telah membuat kehidupan mereka semakin terjepit.

Menghadapi kondisi yang semakin memburuk, Azis meminta kepada pemerintah untuk memberikan solusi konkret. Dia berharap ada penanganan serius dari berbagai level pemerintahan.

“Harapan nelayan minta solusinya, untuk Bapak Aing (Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi) juga tolong dilongok (dilihat) nih Muara Gembong,” katanya.

Keluhan Azis semakin menguat ketika melihat minimnya respons dari pemerintahan setempat. Dia mengungkapkan selama ini pemerintahan setempat juga tidak ada respons, bahkan setiap kegiatan bersih-bersih tidak pernah hadir.

Meski ada kunjungan dari pejabat pusat, namun hal tersebut dinilai tidak memberikan dampak signifikan bagi penyelesaian masalah. “Memang selama ini ada pejabat pusat yang datang ke Muara Gembong, tapi hanya sebatas kunjungan saja, tidak ada solusi untuk ke depannya,” pungkas Azis. (Pri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *