Sementara itu, Rahma Arifa mendorong Perempuan Bangsa untuk lebih saring lagi menggelar diskusi dengan menghadirkan tokoh dari luar politik, terutama yang berlatar jurnalis dan juga aktivis. Menurut dia, Perempuan Bangsa sebagai sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) perlu mendapatkan input dari tokoh-tokoh di luar politik agar laju perjuangan politiknya lebih terarah dan terukur.
“Kita harus sering-sering nih belajar sama mbak Uni Lubis okey, kita harus sering-sering nih mengobrol dengan mbak Uni Lubis. Jadi sering-sering lah ya tante Nihayah kita diskusinya dengan kawan-kawan jurnalis dan juga kawan-kawan aktivis yang bergerak di luar politik, karena politik itu sangat-sangat-sangat butuh masukan dan juga pencerahan dari kawan-kawan di luar politik,” kata Rahma atau akrab disapa Rara.
Menurut Rara, literasi memainkan peran penting bagi setiap individu, terutama kaum perempuan. “Literasi digital harus dimulai dari literasi non digital. Contoh soal kekerasan digital, tentu akan tahu kalau itu kekerasan setelah memahami apa itu kekerasan,” pungkas Rara. (hab)