Meutya Hafid dalam paparannya mengatakan, literasi digital merupakan kunci dan keniscayaan dalam menghadapi perkembangan serta disrupsi teknologi yang semakin masif.
“Jejak digital ibarat ‘bom waktu’ yang bisa meledak kapan saja. Bom ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, terlebih apabila pemilik jejak digital mempunyai jejak yang buruk dan dapat merugikan dirinya sendiri,” ujar Meutya Hafid.
Politisi senior Partai Golkar itu memandang, literasi digital merupakan kemampuan yang paling krusial dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini.
“Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang tidak hanya mengenal teknologi, namun juga cermat dalam menggunakannya,” katanya.