Hari Bhakti Transmigrasi. Pelita dari Morotai: Merajut Kedaulatan Indonesia dengan Benang New Transmigrasi

Penutup: Morotai sebagai Metafora Harapan Bhakti New Transmigrasi

Hari Bhakti Transmigrasi, dalam cahaya Morotai, adalah ajakan untuk melakukan lompatan imajinasi. Dari bhakti sebagai perpindahan fisik, menuju bhakti sebagai transformasi relasi—antara manusia dan alam, antara pusat dan pinggiran, antara masa lalu dan masa depan.

Di Morotai, setiap pohon kelapa adalah monumen kesabaran, setiap gelombang laut adalah ritme ketekunan. Tugas kita sekarang adalah mendengarkan bahasa bisik mereka, dan meresponsnya dengan kebijakan yang bijak, kelembagaan yang kuat, dan semangat gotong royong yang inklusif.

Ketika suatu hari nanti, anak-anak Morotai dapat melihat kapal pengangkut berlayar membawa produk olahan tangan orang tua mereka ke seberang lautan, sambil menikmati kesejahteraan yang tumbuh dari tanah dan laut mereka sendiri, saat itulah bhakti transmigrasi mencapai puncak maknanya. Bhakti bukan lagi sekadar pengorbanan untuk negara, melainkan penggenapan janji negara kepada rakyatnya yang paling berjasa di garis terdepan.

Dari Morotai, dari ufuk timur yang menyimpan luka dan harapan, mari kita nyalakan pelita baru: pelita ekonomi yang adil, pelita pengetahuan yang membebaskan, dan pelita kedaulatan yang tumbuh organik dari akar rumput. Inilah warisan sejati yang dapat kita persembahkan untuk Indonesia—sebuah bukti bahwa dari pinggiran, justru dapat lahir pusat-pusat kemandirian baru yang mencerahkan. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *