Jokowi Mulai Ditinggalkan Pendukung

JAKARTA, Mediakarya – Ada pemandangan yang berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya saat pelantikan anggota DPR RI di Senayan Jakarta.

Dimana prosesi pelantikan Anggota DPR, MPR dan DPD RI di Ruang Sidang Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, pada Selasa (1/10/2024) lalu, sambutan anggota dewan terpilih saat presiden Joko Widodo tiba dinilai tak semeriah tahun sebelumnya.

Di antaranya ada hal yang menggelitiknya, ketika pemimpin sementara, Anggota DPR RI tertua, Zulfikar Achmad, menyebutkan para pejabat yang hadir.

Saat Zulfikar menyebut nama Presiden Indonesia, tidak ada tepuk tangan untuk Jokowi. Berbeda sikap 580 anggota DPR yang hendak dilantik itu, kala Zulfikar menyapa Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Para wakil rakyat 2024-2029 itu mendapat riuh tepuk tangan. Bagi Rocky, hal itu menggambarkan Jokowi yang kini mulai ditinggalkan masyarakat.

Padahal, selama dua periode menjabat, sosok ayah dari Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming itu, kerap dipuja-puji orang dekatnya.

Bahkan termasuk oleh masyarakat, terlihat dari tingkat penerimaannya di atas 70 persen setahun terakhir.

“Hanya satu kata, tragis. Itu yang mewakili kondisi psikologis dari politik hari ini.” kata pengamat politik Rocky seperti dilansir dari Youtube Rocky Gerung Official, Kamis (3/10/2024).

Dia menilai, seseorang yang 10 tahun dielu-elukan, dongkrak elektabilitasnya, dimanipulasi dukungan publiknya, bahkan dipuja oleh lembaga survei, diajukan sebagai tokoh yang berpihak pada rakyat, akhirnya rakyat meninggalkannya.

“Mungkin itu yang kita sebut sebagai tragedi dari kekuasaan, atau bahkan komedi dari kekuasaan,” tegas Rocky.

Bagi Rocky, Jokowi kini mengalami paradoks. Sebab, kondisi akhir masa jabatannya sebelum lengser pada 20 Oktober 2024, sangat berbeda pada 10 tahun sebelumnya.

Bahkan, menurut Rocky, paradoks itu terjadi sebagai hukuman atas ambisi berkuasa kekal.

Dia berpandangan bahwa publik memberi kejujuran yang selama 10 tahun itu dimanipulasi oleh kekuasaan di sekitar Jokowi.

“Jadi Pak Jokowi akhirnya mengalami sendiri sesuatu yang kita sebut paradoks dari kekuasaan, terlalu tinggi melambung dan terlalu puja-puji itu berlebihan, lalu dia akhirnya tiba pada kesepian,” ucapnya.

“Bukan kesepian metafisik, tapi kesepian politik dan kesepian politik itu adalah hukuman tertinggi bagi seseorang yang pernah punya ambisi bahkan untuk memerintah seumur hidup kalau bisa itu,” imbuhnya.

Rocky pun berpendapat, kini, Jokowi tak lagi bisa membanggakan diri, karena orang lain sudah tidak membanggakannya.

“Jadi kalau tepuk tangan pun tidak diperoleh lagi oleh Pak Jokowi, itu artinya Pak Jokowi tidak lagi berhak tepuk dada sendiri itu apa lagi orang-orang lain yang meminta Pak Jokowi tepuk dada,” kata Rocky.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *