Pertamina Bina 2.305 UMK di Wilayah Papua dan Papua Barat

Seluruh UMK tersebut, lanjut Fajriyah, dinyatakan naik kelas setelah memenuhi beberapa kriteria UMK naik kelas. Seperti mengalami peningkatan omzet, kapasitas produksi, jumlah pekerja, peningkatan nilai pinjaman, penambahan sertifikasi dan izin usaha, perluasan pemasaran, hingga pelibatan masyarakat sekitar atau sociopreneur dalam ekosistem usaha.

“Para mitra binaan yang dinyatakan naik kelas tersebut mampu memenuhi setidaknya 2 dari 7 kriteria UMK naik kelas. Mayoritas yakni mampu mengalami peningkatan omzet sebanyak 33 UMK dan penambahan sertifikasi atau perizinan dengan jumlah yang sama,” jelasnya.

Salah satu mitra binaan Pertamina di Sorong, Papua adalah Wahyudi. Pemilik usaha budidaya ikan nila ini dinyatakan naik kelas dari kelas Go Modern ke Go Digital dalam ajang UMK Academy. “Setelah berhasil meningkatkan aset usaha saya di mana awalnya punya 1 kolam saja sekarang ada 12 kolam. Ini semua berkat bantuan Program PUMK Pertamina,” tuturnya.

Selain itu juga ada peserta UMK Academy kelas Go Online asal Jayapura, Papua yakni Yafeth Wetipo. Pengusaha kopi khas Papua ini bahkan rela beralih profesi dari semula dosen menjadi roaster kopi. Namun, keputusannya pun tidak sia-sia. Usaha Kopi Highland Roastery makin berkembang dengan produksi mencapai 350 kg per bulan dan omzet hingga Rp 25 juta per bulan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *