JAKARTA, Mediakarya – Ada pemandangan yang menjadi perhatian publik saat Wakil Presiden (Wapres), Gibran Rakabuming Raka, menghadiri Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lapangan Udara Suparlan, Pusdiklatpassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (10/8/2025).
Saat sesi itu, Wapres Gibran Rakabuming Raka tidak menyalami Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan. Peristiwa itu pun menjadi viral di media sosial.
Potongan video yang menyebar di medsos memperlihatkan Gibran tiba di lokasi sekitar pukul 08.50 WIB menggunakan kendaraan taktis Maung putih.
Gibran mengenakan baju safari cokelat dan datang lebih dahulu dibanding Presiden Prabowo Subianto.
Menanggapi sikap Gibran tersebut, Analis Politik dan Kebijakan Publik Abdul Rasyid menduga bahwa putra sulung Presiden ke 7, Joko Widodo itu tengah memberikan pesan kepada tiga menteri tersebut.
Di mana Jokowi saat ini tengah disorot publik terkait dengan kasus dugaan ijazah palsu. Namun partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) pemerintahan Prabowo-Gibran, tak satupun ikut memberikan bantahan ataupun pernyataan resminya soal ijazah milik Jokowi yang saat ini tengah diperdebatkan.
Padahal, Jokowi sendiri memiliki peran penting dalam mendorong Bahlil menempati posisi sebagai menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar.
“Kami menduga bahwa Gibran marah terhadap Bahlil. Karena, saat ini baik itu Bahlil maupun elit Golkar sendiri tak pernah membela soal keberadaan Jokowi. Jadi, wajar jika momentum itu dijadikan pesan terhadap publik, dan dalam video itu Gibran tak mau menyalami Bahlil,” ujar Rasyid yang juga Sekjen LPKAN ini kepada wartawan, Senin (11/8/2025).
Selanjutnya, sikap yang sama juga ditunjukkan Gibran kepada menteri Pangan Zulkifli Hasan. Dalam acara tersebut Ketum PAN itu juga tak disalami oleh Gibran.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Zulkifli Hasan merupakan orang Jokowi. Dan Zulkifli sangat berhutang Budi kepada Jokowi.
Dan sebelumnya sempat santer bahwa orang nomor satu di PAN itu sempat terseret kasus dugaan korupsi saat menjabat sebagai Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
“Jika saat itu tidak dibantu oleh Jokowi, bisa saja (Zulkifli Hasan) sudah ditersangkakan oleh KPK. Namun anehnya saat Jokowi diterpa tudingan ijazah palsu, tak ada satupun politisi PAN yang membelanya. Langkah Gibran menjadi pesan buat politisi PAN agar tahu balas Budi,” katanya.
Namun demikian, sikap Gibran kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tidak disalami lantaran putra presiden ke-6 itu diduga sebagai rival kuat pada kontestasi politik ke depan.
“Mengingat posisi AHY merupakan Ketum Partai Demokrat yang dinilai sarat pengalaman. Sehingga bagi Gibran hal itu merupakan pesaing berat bagi dirinya,” katanya.
Selain itu, upaya kudeta Partai Demokrat oleh kubu Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dkk yang sempat kandas itu diduga karena ada campur tangan Jokowi.
Dalam kasus itu, Mahkamah Agung (MA) menolak peninjauan kembali (PK) yang dilayangkan kubu Moeldoko atas kepengurusan Partai Demokrat
Lebih lanjut, loyalis Jokowi juga sempat menuding bahwa partai biru dituding dibalik isu ijazah Jokowi.
“Jika merujuk pada warna partai maka Demokrat dan NasDem ikut terseret dalam isu tersebut. Meski hingga saat ini pihak-pihak yang menuding itu tak bisa membuktikannya,” pungkasnya.**