BADUNG, Mediakarya – Badan Narkotika Nasional(BNN) Republik Indonesia(RI) kembali menyerukan penguatan pemberantasan peredaran gelap narkotika di dalam penyelenggaraan forum The 45th Meeting of Heads of National Drug Law Enforcement Agencies, Asia and the Pacific (HONLAP).
“Dalam menanggulangi permasalahan narkoba perlu kerja sama internasional. Salah satu kerja internasional CNB dan UNODC adalah para kepala penegak hukum yang berada di Asia Pasifik. Pesan bahwa kita tetap harus mencegah, bersama-sama dengan negara lain. Tidak bisa satu negara pun sendiri dalam perang melawan narkotika,” kata Kepala BNN RI Komisaris Jenderal Polisi Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose di Kuta, Badung, Bali, Selasa.
Golose mengatakan upaya BNN sebagai leading institution Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) telah lama di dalam forum HONLAP, namun demikian pertemuan yang digelar di Hotel Discovery Kartika Plaza, Bali, mulai tanggal 24 hingga 28 Oktober 2023 itu akan membahas sejumlah isu mengenai munculnya narkotika jenis baru (Nes Psychoactive Substances) yang berkembang di berbagai belahan dunia.
Dia mencontohkan kasus fentanil yang merebak di Amerika Serikat pada 2022 yang menyebabkan lebih 110 ribu orang meninggal dunia. Apalagi dengan perkembangan dunia usai pandemi COVID-19 dan perubahan geopolitik di berbagai negara menyebabkan peta persebaran dan peredaran gelap narkotika semakin terbuka lebar.
“Dunia sekarang sudah terbuka, geopolitik berubah sehingga kemungkinan rute dan sebagainya itu ada. Jadi kita harus kerja sama. Pintu masuk untuk Indonesia rata-rata lewat laut. Tapi yang lain produk marijuana, produk dalam negeri,” kata Golose.