“Maka daerah harus memiliki magnet yang menjadi daya tarik bagi investor sehingga pembangunan berkelanjutan dapat dilaksanakan. Investasi yang ramah lingkungan akan mewujudkan ketahanan pada masyarakat dan jadi pendorong meningkatnya kualitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi,” ujar Fransiscus Go dikutip Rabu (1/5/2024).
Pengusaha yang telah berinvestasi di NTT dan Maluku ini juga menyampaikan hal serupa untuk Provinsi Maluku. Menurutnya, perekonomian Maluku saat ini boleh dibilang bergantung pada sektor pertanian (seperti kelapa, cengkeh, pala) dan perikanan.
Alumni PPRA Lemhannas angkatan 49 yang akrab disapa Frans Go ini menyebutkan, infrastruktur terutama di luar ibu kota Ambon masih memerlukan peningkatan, terutama akses transportasi dan ketersediaan Listrik. Namun demikian, lanjut Frans, pariwisata Maluku juga mulai berkembang terutama dengan potensi alamnya yang indah seperti Pantai, pulau-pulau kecil dan keanekaragaman hayati bawah laut.
“Untuk itu perlu dibuat program terobosan terhadap NTT maupun Maluku seperti pengembangan Infrastruktur, peningkatan dan perbaikan jaringan jalan, pelabuhan dan bandara untuk meningkatkan aksesibilitas, pembangunan dan pemeliharaan system kelistrikan yang andal untuk mendukung aktivitas ekonomi, memfasilitasi pengembangan sektor komoditas unggulan dengan mempermudah akses ke pasar dan sumber bahan,” ungkapnya.
“Kemudian mendukung pengembangan dengan meningkatkan aksesibilitas ke destinasi wisata, menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pemberdayaan Masyarakat dan pengurangan kemiskinan, serta menyediakan infrastruktur yang memadai untuk meningkatkan daya tarik investasi,” tandas Frans Go.