KPBS Inisiasi Pelatihan Servis Elektronik untuk Pemulung Bantargebang

Ketua KPBS yang akrab disapa Apong, menginisiasi program pelatihan servis barang elektronik, mencakup berbagai peralatan rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci, dan perangkat lainnya.
Komunitas Pemulung Bantargebang Sejahtera (KPBS)

Di deretan gubuk-gubuk pemulung, Apong mendirikan bengkel sederhana yang juga berfungsi sebagai tempat jual-beli elektronik bekas. Dia memperoleh limbah elektronik untuk diperbaiki kembali dari truk-truk sampah yang berasal dari Kota Bekasi.

“Saya membeli rongsokan elektronik seperti kipas angin, mesin cuci, dan lemari es rusak dengan harga sekitar 50 ribu hingga 100 ribu rupiah,” jelasnya. Apong menambahkan, “Setelah diperbaiki, harganya bisa meningkat tiga hingga empat kali lipat dari harga beli rongsokannya.”

Selain menjadi penopang kehidupan sehari-hari, kegiatan perbaikan elektronik yang digeluti Apong telah membantu pengurangan limbah sampah elektronik (E-Waste), yang merupakan salah satu jenis limbah berbahaya dan beracun (B3) rumah tangga. “Kegiatan perbaikan elektronik ini dapat mengurangi masalah lingkungan yang kini masih menjadi beban di Tempat Pembuangan Akhir,” ujar Apong.

Apong menyatakan harapannya bahwa pelatihan ini dapat menjadi jalan bagi rekan-rekan pemulung untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Dia menambahkan bahwa dengan keterampilan baru yang diperoleh, diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru bagi para pemulung.

Lebih lanjut, Apong menyampaikan harapannya kepada pemerintah untuk membangun Balai Latihan Kerja (BLK) di kawasan Bantargebang. “Kehadiran BLK akan sangat membantu upaya peningkatan keterampilan warga kami secara lebih terstruktur dan berkelanjutan,” jelasnya.

Inisiatif KPBS mendapat sambutan positif dari anggota komunitasnya. Salah seorang peserta pelatihan, Jangkung, mengungkapkan antusiasmenya. “Ini kesempatan yang sangat berharga bagi kami. Semoga dengan keterampilan baru ini, kami bisa punya penghasilan tambahan,” ujarnya penuh harap.

Program pelatihan yang diinisiasi KPBS ini menjadi contoh nyata bagaimana upaya swadaya masyarakat dapat membuka jalan bagi peningkatan kualitas hidup, khususnya bagi kelompok masyarakat yang selama ini terpinggirkan. Ke depannya, diharapkan lebih banyak program serupa yang dapat menjangkau lebih banyak anggota komunitas pemulung di Bantargebang. (Rido)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *