Makanan Bergizi, Tapi Apakah Nampannya Aman?

Sekjen IAW Iskandar Sitorus (Foto: Medkar)

JAKARTA, Mediakarya – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) digadang-gadang jadi andalan pemerintah untuk generasi sehat. Tapi, siapa sangka, nampan (food tray) tempat makan anak-anak justru bisa jadi sumber logam beracun?

Sebagian nampan di sekolah ternyata bukan logam food grade asli, melainkan bahan KW, bahkan besi daur ulang. Dalam 2–3 bulan, muncul karat. Kalau ini masuk ke makanan? Maka gizi jadi racun!

Apa itu SUS 304 dan kenapa penting?

SUS 304 adalah baja tahan karat khusus makanan. Harus mengandung nikel minimal 8% dan kromium 18%, supaya tahan panas, asam, dan tidak melepaskan racun.

Terkait dengan permasalahan tersebut Indonesia Audit Watch (IAW) menelusuri berbagai laporan resmi menemukan banyak tray yang mengandung nikel di bawah 3%, tidak ada label ASTM A240 (standar internasional logam makanan). Bahkan ada yang dari drum bekas industri kimia. Yang lebih parah lagi, tray yang diduga tak berstandar itu marak diiklankan di media sosial.

Sekretaris Pendiri IAW Iskandar Sitorus mengungkapkan, berdasarkan uji BPOM Jawa Tengah pada Maret 2024 di Semarang dan Boyolali menemukan:

  1. Dari 100 tray, 65 tray gagal uji logam.
  2. Kandungan timbal (Pb) melebihi batas aman.
  3. Tray berkarat hanya dalam tempo 2 bulan.
  4. Tidak ada QR code, tidak ada sertifikat resmi, hanya klaim “SUS 304” di stiker.

Iskandar mengungkapkan, pemerintah sebenarnya sudah punya aturan yang kuat, yakni UU Pangan No. 18/2012 sebut peralatan makan harus aman dan bebas logam berat.

Kemudian, Peraturan BPOM No. 20/2023 memuat bahwa timbal (Pb) maksimal 0,01 mg/kg makanan. SNI ISO 8442:2017 SUS 304 = Ni 8–10,5%, Cr 18–20%.

Selain itu, UU Tipikor pasal 12B menyatakan bahwa barang tak sesuai spesifikasi sama halnya dengan korupsi, selajutnya Perpres No. 16/2018 dan peraturan LKPP No. 9/2023 mensyaratkan tender harus lampirkan sertifikat uji per batch

“Tapi apa yang terjadi di lapangan,
vendor/pengiklan kirim food tray murah kisaran Rp 25.000-an yang tak mungkin terbuat dari SUS 304. Sementara tidak ada pengecekan logam di pelabuhan impor. Hal itu diperparah dengan tidak adanya pelatihan untuk sekolah agar bisa menolak tray KW,” ujar Iskandar dalam keterangan tertulisnya kepada Mediakarya, Ahad (21/6/2025).

Untuk itu, pihaknya juga menjelaskan cara bedakan nampan asli dan KW. Menurut dia, tray asli (SUS 304): ada memiliki QR code, ada nomor batch dan sertifikat ASTM A240 yang tertulis: Cr 18%, Ni 8.5%, Pb < 0.01%.

“Sementara tray KW tak ada dokumen, karatnya muncul dengan cepat dan dipoles mengilap tapi mudah lecet,” jelas Iskandar.

Apa Itu Sertifikat ASTM A240?

Lebih lanjut, kata Iskandar, sertifikat ASTM A240 itu bukti logamnya sudah diuji laboratorium. Aman dipakai untuk makanan. Dan tidak melepaskan logam berat. Tanpa ini, klaim “SUS 304” bisa jadi omong kosong.

IAW membeberkan modus penipuan yang terjadi dalam penyedia tray:

1. Impor aspal, nampan dikirim dari China atau India, tapi bahannya hanya SUS 201 (nikel 1–2%) yang dpalsukan jadi “SUS 304”.

Exit mobile version