Wihaji juga menegaskan bahwa negara hadir secara langsung dalam layanan ini, membiayai seluruh proses vasektomi yang ditaksir bernilai sekitar Rp 3,8 juta per orang, namun diberikan secara gratis kepada masyarakat.
Menjawab Tantangan Rendahnya Partisipasi Pria dalam KB
Hingga kini, partisipasi pria dalam program KB di Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan data Pendataan Keluarga 2024, partisipasi pria dalam KB hanya 2,1%, dan hanya 0,1% yang memilih vasektomi. Sementara dalam Sistem Informasi Keluarga (SIGA) 2024, angkanya sedikit meningkat ke 3,73% dengan vasektomi di angka 0,13%.
Dengan digelarnya kegiatan ini secara masif, diharapkan terjadi peningkatan partisipasi pria dalam program KB sebagai bagian dari kesetaraan gender dalam pengasuhan dan perencanaan keluarga.
Syarat Calon Akseptor Vasektomi
Calon akseptor vasektomi harus memenuhi syarat:
- Minimal usia 35 tahun (dalam kondisi sehat),
- Mendapat persetujuan istri (dilakukan secara sukarela),
- Telah memiliki minimal dua anak,
- Anak bungsu berusia minimal tiga tahun.
Sasaran utama dari pelayanan ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) di seluruh Indonesia, dengan target 2.000 akseptor vasektomi.
Sinergi Antar-Sektor dan Komitmen Pemerintah
Wihaji menekankan bahwa keberhasilan program ini merupakan hasil sinergi antar sektor — dari pemerintah pusat, daerah, tenaga medis, hingga fasilitas kesehatan. Ia juga menyampaikan apresiasi atas kerja kolaboratif semua pihak yang terlibat.
“Kami tidak bisa melakukannya sendiri. Ini kerja kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. Semua bergerak untuk menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera, dan berencana,” ungkapnya.
Bagian dari Visi Indonesia Emas 2045
Kegiatan ini dilandasi oleh Perpres No. 180 & 181 Tahun 2024, di mana Kemendukbangga/BKKBN bertugas mewujudkan Asta Cita ke-4: memperkuat pembangunan SDM, pendidikan, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan dan ayah dalam keluarga.