Prospek Kebijakan Pengembangan Ekonomi Keuangan Syariah di Era Prabowo

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

JAKARTA, Mediakarya –  Pengamat ekonomi dari  Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Associate, Hakam Naja mengkritisi perkembangan ekonomi syariah terkait dengan pelaksanaan ibadah haji di Indonesia.

Menurut dia, untuk konsumsi makanan bagi para jamaah yang menunaikan ibadah haji di Arab Saudi, yang mendapatkan banyak keuntungan dari bisnis tersebut bukannya Indonesia melainkan negara Thailand, Vietnam dan India.

“Posisi Indonesia bagaimana? Ini baru membicarakan lokal, belum skala internasional,” tannya Hakam saat menjadi narasumber dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina dan UIN Jakarta yang mengusung tema “Prospek Kebijakan Pengembangan Ekonomi Keuangan Syariah di Era Prabowo” diadakan secara daring melalui zoom meeting baru-baru ini.

Hakim mengungkapkan, eksportir makanan terbesar ke negara OKI adalah Brazil sebagai yang pertama, Amerika, India, Rusia, baru Indonesia. “Maka dapat diambil kesimpulan bahwa di negara kita sendiri belum bisa dioptimalkan, apa lagi ke negara luar. Diharapkan saat pemerintahan baru dengan berbagai komponen halal dapat dinikmati oleh 282 juta penduduk Indonesia,” tuturnya.

Hakam melihat Malaysia selama 10 tahun membangun manajemen perekonomian syariah dan Malaysia dapat maju karena peran negaranya sendiri.

Sedangkan perbankan syariah di Indonesia hanya ada pada 7%, sedangkan di Malaysia terdapat 40% perbankan syariah dengan maksimal 20 juta jiwa umat muslim. “Di Malaysia itu perekonomian syariahnya benar-benar hidup,” ugkap Hakam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *