”Pemerintah Kabupaten Samosir mengapresiasi kerja sama Kemendikbudristek dengan Dekranasda Kabupaten Samosir. Dengan adanya PKW, setidaknya warga Kabupaten Samosir tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk belajar menenun. Melalui PKW, mereka mendapatkan bimbingan secara gratis dan difasilitasi alat tenun yang sudah disediakan,” ujar Rohana.
Ia menuturkan, beberapa lulusan PKW Kabupaten Samosir telah berhasil mendapatkan pembeli dari luar Pulau Sumatra, di antaranya sudah memiliki pelanggan di Jakarta dan beberapa daerah di Pulau Jawa. Ia menyebut, keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan mereka dalam mempromosikan karyanya melalui berbagai media digital, seperti aplikasi WhatsApps, Instagram, dan media sosial lain.
“Kami dari pemerintah Kabupaten Samosir juga melakukan pendampingan kepada peserta dan lulusan PKW. Kami terus melakukan pengawasan dan bertanya terhadap kendala yang dihadapi, serta memberikan bantuan atau solusi dari keluhan tersebut,” tutur Rohana.
Ia berharap, program PKW Tekun Tenun di Kabupaten Samosir terus mampu memberikan arah positif kepada generasi muda di sana untuk menggali dan mengembangkan ketrampilan menenun, sehingga mampu menurunkan angka pengangguran di Kabupaten Samosir.
“Selain bermuara pada pendapatan, kami berharap PKW dapat membuat regenerasi menenun di Kabupaten Samosir terus terjaga. Ke depannya, semoga banyak penenun muda yang menghasilkan banyak karya dan mengangkat ekonomi Kabupaten Samosir,” ujarnya.
Praktik baik dan dampak program PKW dirasakan oleh salah satu Lulusan PKW Tekun Tenun dan Kriya dari Dekranasda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, yaitu Maria Devita. Dalam gelar wicara tersebut Devita bercerita bahwa dirinya belajar menenun dari ibunya. Saat ini Devita yang lulusan sekolah dasar tersebut sudah berhasil membuat ratusan karya tenun, sekaligus memasarkannya melalui media daring dan luring.
“Rasanya senang dan bangga saat mengikuti PKW, banyak pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan, sehingga menjadi bekal untuk diri saya menjalani wirausaha ke depannya,” ucap Devita.
Dalam gelar wicara, ditampilkan salah satu tenun karya Maria Devita yang bermotif Nagalam sepanjang empat meter. Devita menuturkan, kain tenun tersebut dibuatnya selama satu minggu dan motif Nagalam tersebut merupakan salah satu cerita kearifan lokal yang diangkat dari daerahnya.