“Selama melakukan wirausaha bertenun, puji syukur penjualan kain tenun saya sudah sampai ke luar NTT. Hal itu saya bisa lakukan karena selain di media WhatsApps, saya juga mempromosikan kain tenun saya di media Facebook. Serta berharap PKW ke depannya jauh lebih baik lagi,” tutur Devita.
Sementara itu, desainer muda Ariy Arka, mengapresiasi program PKW Tekun Tenun. Ia berharap program ini dapat terus dilanjutkan di tahun-tahun mendatang. Sebagai desainer muda, pengusaha muda, dan pemengaruh, menurutnya penggalian keterampilan sangat dibutuhkan generasi muda untuk memantik dan menghasilkan ide membuka sebuah wirausaha.
“Kehadiran PKW diharapkan membuat para generasi muda siap terjun lapangan atau dunia industri dan membuat mereka menjadi wirausaha yang siap tempur,” ungkap Ariy.
Ia menambahkan, sepak terjangnya menjadi desainer muda juga terinspirasi dari desain tenun Nusantara. Sebagai anak bangsa, ia ingin membawa dan mempromosikan budaya Indonesia melalui tenun Nusantara ke level internasional.
“Menghasilkan karya yang baik juga dipengaruhi bagaimana kita juga harus mampu membaca keinginan pasar dan membuat inovasi dari karya yang dihasilkan sehingga publik dapat melihat, menilai, dan berkeinginan untuk menggunakan hasil karya yang kita hasilkan,” kata Ariy.
Ia berharap, ke depannya para desainer muda terus menghasilkan karya yang bukan hanya berorientasi pada pendapatan, namun juga mengangkat budaya tenun Nusantara.
“Jangan pernah takut untuk melakukan sesuatu, teruslah bergerak untuk berkarya dan terus memberikan dampak positif. Semoga ke depannya PKW terus melahirkan banyak fashion designer muda yang membawa budaya Indonesia tampil di kancah internasional. Selain itu, kehadiran wirausaha muda diharapkan dapat menginspirasi wirausaha lainnya untuk terus konsisten berkarya dan membuat kemajuan bagi lingkungan sekitarnya,” ujar Ariy. (HAB)