FAO Tetapkan Agroforestri Salak Indonesia Sebagai Warisan Pertanian Dunia

Setiap bagian dari pohon salak Bali dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, menjadikannya sebagai tanaman tanpa limbah. Hal ini menunjukkan efisiensi sumber daya yang tinggi, menjadi salah satu alasan mengapa FAO menilai sistem ini sangat berkelanjutan.

Selain itu, masyarakat Bali juga mengintegrasikan sistem agroforestri dengan tanaman mangga, pisang, dan tanaman obat, yang memperluas diversifikasi tanaman di wilayah tersebut. FAO menilai agroforestri di Bali berhasil mengintegrasikan budidaya buah salak, yang dikenal sebagai snake fruit, dengan beragam tanaman lainnya. Sistem ini dikembangkan oleh masyarakat adat Bali melalui pengelolaan air dengan metode subak tradisional.

Sistem agroforestri ini tidak hanya menunjukkan ketahanan pangan, tetapi juga menjaga nilai-nilai sosial dan warisan budaya lokal, serta menawarkan tingkat keberlanjutan yang baik untuk generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *