Fenomena Ojol dan Rusaknya Sistem Angkutan Publik

Pengamat kebijakan transportasi Bambang Istianto

JAKARTA, Mediakarya – Pengamat kebijakan transportasi Bambang Istianto menilai sistem angkutan publik di Indonesia telah berubah drastis sejak kemunculan ojek online atau ojol dalam sektor transportasi yang semakin masif di tengah masyarakat.

Bambang mengungkapkan, bahwa di Indonesia beroperasinya ojek sudah berlangsung puluhan tahun, meski pengusaha penyedia aplikasi tidak membeberkan data driver ojol telah mencapai 4 jt .

Demikian pula demand masyarakat tinggi, Karena ojol lebih mampu melayani mobilitas sosial secara door to door service dibanding angkutan umum.

“Di lain pihak beban masyarakat yang semakin berat dari biaya tranportasi sekitar 25 sampai 30 persen sudah barang tentu memperburuk tingkat kesejahteraannya. Dengan dinamika kompetisi antara ojol dengan angkutan publik kami menilai sangat rentan timbulnya konflik sosial,” kata Bambang kepada Mediakarya, Sabtu (18/9/2021).

Sementara itu, kata Bambang, pemerintah sendiri belum mampu menyediakan angkutan publik yang nyaman dan aman sehingga masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi baik roda 4 maupun roda dua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *