“Zionis telah terlibat dalam pencurian dan pembunuhan massal untuk menciptakan negara Israel. Mereka telah memberontak melawan Tuhan dengan cara yang paling mengerikan. Saya takut dipaksa masuk militer yang akan bertentangan dengan semua yang saya perjuangkan,” lanjutnya.
Negara Israel juga telah mempraktikkan apartheid dan secara rutin terlibat dalam kejahatan perang terhadap rakyat Palestina, imbuhnya.
“Saya tidak bisa melayani pasukan tak bermoral yang melakukan kekejaman seperti itu setiap hari,” lanjutnya.
Dia ditangkap dan dipukuli pada tahun 2015, saat berusia 17 tahun, oleh polisi Israel dalam aksi protes oleh komunitas Yahudi Ortodoks di Yerusalem terhadap wajib militer paksa.
Menurut pengacaranya, saat dalam tahanan polisi Israel sebelumnya, remaja itu “diborgol, didorong ke lantai dan diseret dengan borgol, diludahi dan dipukuli dengan tongkat”.