JAKARTA, Mediakarya – Keluarga besar Korps Bhayangkara diminta untuk dapat meneladani kesederhanaan dan jiwa kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).
Pernyataan itu diungkapkan Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menanggapi informasi terkait dengan banyaknya oknum anggota Polri dan keluarga yang diduga gemar bergaya hidup mewah (hedon) dan dipamerkan di media sosial (flexing).
“Seharusnya mereka dapat meneladani kesederhanaan yang dicontohkan oleh Kapolri dan istri. Sebab beliau (Kapolri) tidak pernah bergaya hidup mewah apalagi memamerkannya di media sosial. Tidak pernah. Padahal beliau orang nomor satu di Polri. Yang hedon dan flexing harusnya malu,” kata R Haidar Alwi, seperti dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Ahad (9/9/2024).
Ironisnya, kata Haidar, oknum yang diduga hedon dan flexing tersebut berasal dari perwira tinggi (pati) Polri yang sebelumnya sudah pernah viral dan menjadi sorotan publik namun bukannya berubah, malah seperti tidak pernah jera.
Haidar menilai, lantaran ulah segelintir oknum, pada akhirnya banyak anggota Polri lainnya yang ikut terdampak sedangkan hidupnya masih tergolong pas-pasan.
“Terutama mereka yang pangkat dan jabatannya masih tergolong rendah atau ibaratnya, karena nila setitik rusak susu sebelanga,” kata Haidar.
Menurut dia, jika efeknya hanya terbatas pada oknum yang bersangkutan, bisa saja tak jadi masalah. Namun akibat ulah oknum yang hedon itu akhirnya satu institusi ikut terdampak.
“Karena timbul stigma dan dicap oleh masyarakat sebagai lembaga yang hedon dan flexing. Sebagai senior dan atasan sudah selayaknya mejadi contoh yang baik bagi junior dan bawahannya,” jelasnya.
Terlebih, masih hangat kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia yang menunjukkan kesederhanaan luar biasa meskipun menyandang status sebagai pemimpin umat beragama di dunia sekaligus pemimpin negara Vatikan.
Mulai dari penggunaan pesawat komersil, mobil biasa dan menolak tidur di hotel berbintang, hingga jam tangan murah dan sepatu tua yang sudah lusuh.
“Kesederhanaan Paus seperti tamparan keras bagi para pejabat yang gemar hedon dan flexing. Tapi sayangnya, walaupun sudah ditampar sangat keras, masih banyak yang belum introspeksi diri,” ungkap R Haidar Alwi.
Oleh karena itu, R Haidar Alwi mengajak seluruh keluarga besar korps bhayangkara agar bersama-sama menjaga marwah institusinya. Jangan sampai di saat sebagian besar sibuk membangunnya, sebagian lainnya justru malah sibuk meruntuhkannya.
“Bukan hanya anggota Polri tapi juga keluarganya, istri dan anak-anaknya harus bisa menjaga marwah Polri. Supaya apa yang sudah dibangun dengan susah payah tidak berakhir sia-sia,” pungkasnya.