Siapapun Yang Direkom DPP, Suara Golkar dan PDIP pada Pilkada Kota Bekasi Diprediksi Tidak Solid

Foto: Istimewa

JAKARTA, Mediakarya – Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang menyisakan 5 bulan lagi, konstelasi politik di Kota Bekasi mulai memanas. Strategi politik di internal partai maupun antarpartai pengusung Bakal Calon Wali Kota Bekasi dalam meraih simpati publik mulai dilakukan.

Menariknya, dua partai besar yang selama ini berkuasa di Kota Bekasi yakni Golkar dan PDI Perjuangan (PDI-P), pada Pilkada 2024 mendatang dinilai tidak solid dalam mengusung kader terbaiknya.

“Jika dilihat dari fenomena yang terjadi saat ini, baik itu PDIP maupun Golkar Kota Bekasi tidak memiliki tokoh sentral. Justru yang terjadi sebaliknya, adanya faksi-faksi di tubuh kedua partai tersebut,” ujar analis Center for Public Policy Studies Indonesia (CPPS), Nurseylla Indra Donna kepada wartawan di Jakarta, Rabu (5/5/2024).

Seperti yang terjadi di PDIP, ada dua tokoh yakni Mohtar Mohamad (M2) dan Tri Adhianto yang digadang-gadang bakal maju sebagai bakal Calon Wali Kota Bekasi periode 2024-2029. Keduanya tengah bersaing dalam mendapatkan rekom dari DPP.

Namun demikian, kata Donna, siapapun yang mendapatkan rekomendasi dari Ketum PDIP, belum bisa dipastikan bahwa partai tersebut akan solid mendukung kadernya yang mendapat rekom.

“Artinya, siapapun yang mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP, untuk maju sebagai calon wali kota Bekasi, baik M2 maupun Tri, tidak serta merta pendukungnya melebur mendukung kader yang direkom oleh DPP. Karena ada dua matahari kembar. Sehingga simpatisan kedua kader PDIP di Kota Bekasi itu dinilai sangat sulit bersatu,” tandasnya.

Terlebih, M2 adalah kader ideologi dan senior PDIP di Kota Bekasi. Sedangkan Tri Adhianto merupakan mantan birokrat yang maju Pilkada Kota Bekasi pada 2019 lalu bersama Rahmat Effendi lewat Partai Amanat Nasional (PAN). Kemudian setelah menjabat sebagai Wakil Wali Kota, Tri Adhianto hengkang dari PAN dan masuk PDIP langsung menjabat sebagai ketua DPC. PDIP Kota Bekasi.

“Pak Mohtar memiliki basis massa yang kuat dan kader senior PDIP. Sedangkan Tri Adhianto sebagai Ketua DPC PDIP, meski sejumlah kalangan menyebutnya sebagai politisi karbitan, akan tetapi Tri memilki jabatan strategis di partai. Namun demikian, siapapun yang mengantongi rekom DPP, kami memprediksi dua pendukungnya sulit untuk disatukan,” katanya.

Begitu juga, di internal Partai Golkar Kota Bekasi. Donna menengarai partai berlambang pohon beringin itu pecah menjadi 4 faksi. Di antaranya faksi Ade Puspitasari, Nofel Saleh Hilabi, Faisal dan faksi ambivalen.

“Ketua DPD Golkar Kota Bekasi Ade Puspitasari kami menilai tidak didukung kader senior. Akan tetapi, loyalis Rahmat Effendi masih kuat dalam mempertahankan hegemoninya di Kota Bekasi,” ungkapnya.

Sementara, Nofel yang merupakan representasi anak muda malah didukung kader senior Golkar, namun kelemahannya Nofel bukan kader yang tumbuh besar di struktural DPD Kota Bekasi, melainkan kader Golkar dari luar Kota Bekasi.

Sedangkan faksi Faisal yang merupakan anggota dewan terpilih yang kabarnya mendapat backup dari Fahd Rafiq. Namun sayangnya kurang mendapatkan dukungan dari grassroot.

Lebih lanjut kata Donna, yang perlu diperhitungkan di internal Golkar adalah faksi yang ambivalen.

“Banyak kader militan masuk dalam faksi ambivalen itu jumlahnya sangat fantastis, namun sayangnya tidak terakomodir. Dan kami menilainya mereka menahan diri memantau situasi politik ke depan,” katanya.

Di tempat terpisah, Hartono biasa akrab disapa Masno, tokoh masyarakat di Kota Baru Bekasi Barat mengatakan siapapun yang nantinya mendapatkan rekomendasi dari partainya untuk maju sebagai Wali Kota ataupun Wakil Wali Kota dinilai rentan akan konflik interest.

Hal itu dikarenakan dalam tubuh infernal 2 partai tersebut tidak solid dan saling mengedepankan ego masing-masing jagoannya.

“Sebagai masyarakat pemilih tentunya miris dengan kondisi partai tersebut. Kami tentu berharap agar ada proses rekonsiliasi dari sejumlah tokoh politik yang ada di internal dua partai tersebut. Sehingga proses pilkada Kota Bekasi berjalan damai dan menghasilkan pemimpin sesuai harapan publik,” pungkasnya. (Soepri).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *