Masih Ingat dengan Predator Seksual, Reynhard Sinaga? Korban Seksualnya Angkat Suara dan Ngaku Trauma

Dalam buku berjudul ‘Trauma and Recovery’ karya Judith Herman, dikatakan di sana bahwa ketika korban pelecehan seksual bersuara, itu membuatnya tidak merasa sendirian. Tak hanya itu, korban juga akan memutus ketakutan korban lainnya yang terkungkung dalam kecemasan seumur hidup. 

“Para penyintas berjanji untuk speak up mengenai apa yang dialami ke banyak orang dengan keyakinan bahwa ini akan membantu orang lain. Dengan melakukan itu, para korban merasa terhubung dengan kekuatan yang lebih besar dari diri mereka sendiri,” kata Herman di bukunya, dikutip dari laman Atixa. 

Speak up bukan hanya melepaskan diri dari ruang ‘isolasi’, tetapi membiarkan korban membantu dirinya dari trauma yang menyakitkan. “Anda menjadi bagian dari upaya menghancurkan kekuatan yang telah merugikan dan menyakiti Anda. Ini menjadi salah satu cara terbesar untuk penyembuhan diri Anda,” ungkap buku tersebut. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *