Penutupan GPDRR Lahirkan Tujuh Rekomendasi

Keenam, potensi pembelajaran dan pandemi Covid-19 harus diterapkan sebelum jendela peluang tersebut tertutup. Untuk mendorong sistem manajemen risiko bencana yang adaptif dan responsif dengan kolaborasi multi-pemangku kepentingan disertai dengan empati, solidaritas, kerja sama, dan semangat kesukarelaan khususnya untuk mengatasi ketidakadilan.

Ketujuh, pelaporan yang komprehensif dan sistematis terhadap semua target kerangka kerja Sendai untuk memahami dengan jelas tantangan dan hambatan. “Hal itu penting guna implementasi dan mempercepat upaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada 2030,” pungkas Suharyanto, dikutip dari republika.

Rangkaian pertemuan GPDRR ke-7 secara resmi berakhir pada Jumat, setelah dibuka Presiden RI Joko Widodo, Rabu (25/5). Sementara itu, sebagai tuan rumah GPDRR selanjutnya, Kepala Bantuan Kemanusiaan Swiss, Manuel Bessler, juga menghadiri upacara penutupan. Bessler mengatakan, pihaknya akan belajar dari konferensi di Indonesia.

“Saya sangat senang mengumumkan bahwa GPDRR ke-8 akan diadakan lagi di Jenewa pada tahun 2025,” tutup Bessler.

Sementara itu, Perwakilan Khusus Sekjen UNDRR, Mami Mizutori menerangkan, UNDRR tidak menggunakan istilah ‘Bencana Alam’ sebagai kampanyenya. UNDRR meyakini, bencana alam sebenarnya tidak ada. Bagi mereka, bahaya baru akan berubah menjadi bencana lantaran keputusan manusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *