JAKARTA, Mediakarya – Mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dituding telah menyalahgunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, padahal sudah tidak menjabat sebagai kepala negara.
Salah satunya saat Jokowi melakukan “kunjungan kerja” ke Banjarnegara, Jawa Tengah, yang melibatkan pengamanan oleh hampir 200 personel polisi.
Analis politik Rocky Gerung menyebut bahwa kunjungan Mulyono alias Jokowi sudah tidak relevan dengan statusnya yang bukan lagi presiden.
“Kunjungan kerja biasanya untuk mengevaluasi kebijakan negara, namun kali ini terasa konyol karena Jokowi sudah tidak lagi menjabat,” kata Ricky baru-baru ini.
Rocky menilai bahwa meskipun sudah lengser, Jokowi tetap terikat dengan kehidupan politik karena berbagai hal yang masih melekat padanya, seperti informasi atau “rahasia negara”.
Rocky mengungkapkan bahwa kegiatan yang dilakukan Jokowi lebih mirip sebagai bagian dari upaya mempertahankan citra dirinya di depan publik.
Kunjungan-kunjungan tersebut, menurut Rocky, berfungsi sebagai bagian dari strategi komunikasi politik untuk mempertahankan eksistensinya di tengah masyarakat.
Bahkan, tindakan ini juga diyakini Rocky berkaitan dengan mendukung karier politik anaknya, Gibran Rakabuming, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden.
Lebih lanjut, Rocky menganggap tindakan Jokowi sebagai bentuk “korupsi” yang merusak sistem demokrasi.
“Korupsi di sini bukan berarti mencuri uang, tapi lebih pada merusak sistem etika dan demokrasi yang ada,” ujarnya.
Terkait hal tersebut banyak netizen yang beranggapan bahwa hubungan Jokowi dengan partai cokelat atau plesetan dari aparat kepolisian makin tidak bisa dipisahkan dan menjadi boomerang bagi pemimpin saat ini.