Program Tebus Murah Bapok dari Cakada Mengancam Pendapatan Pedagang Kecil

Pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori

JAKARTA, Mediakarya – Program tebus murah sejumlah komoditas bahan pokok (bapok) yang dilakukan oleh paslon pilkada nomor urut 3 Tri Adhianto-Harris Bobihoe dinilai akan mengancam pendapatan pelaku usaha kecil.

Pernyataan itu dikemukakan pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menanggapi masifnya program tebus murah bahan pokok yang dilakukan oleh paslon pilkada Kota Bekasi nomor urut 3 Tri-Harris.

Menurut dia, program tebus murah yang bernuansa politis itu sangat berdampak bagi pedagang ritel kecil. Khususnya terhadap komoditi yang masuk dalam tebus murah.

“Terutama, bagi pedagang ayam yang memang tidak bertahan lama. Terlebih jika tidak memiliki Freezer (lemari pendingin) ketika ayamnya tak terjual lantaran minat masyarakat menurun karena adanya pembagian ayam tebus murah oleh salah satu cakada, maka akan menjadi kerugian tersendiri bagi pedagang ayam,” kata Khudori kepada Mediakarya, Ahad (27/10/2024).

Dia berpandangan, seyogyanya program tebus murah sejumlah komoditi itu dapat melibatkan pelaku usaha ritel, sehingga dapat mendongkrak pendapatan bagi pelaku usaha di wilayah tersebut.

“Jadi, program tebus murah jangan hanya menjadi objek pada momentum politik saja. Namun harus mempertimbangkan dampak lainnya,” kata Khudori.

Sebab, bantuan atau program tebus murah tersebut dipastikan bakal mengancam pendapatan pedagang kecil.

“Dan pastinya cakada tersebut tidak mungkin belanja pada pedagang ritel namun lebih memilih membeli kepada distributor karena dengan jumlah yang besar dan pastinya lebih murah,” ucapnya.

Dirinya meminta kepada penyelenggara Pilkada Kota Bekasi dalam hal Bawaslu untuk segera melakukan pengawasan dan mengkaji ulang program tebus murah yang dilakukan oleh salah satu cakada Kota Bekasi tersebut.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *