SURABAYA, Mediakarya – Di tengah melemahnya perekonomian nasional akibat dampak pandemi Covid-19, sejumlah kalangan dari berbagai macam profesi melakukan terobosan baru dalam rangka menggali potensi ekonomi melalui buah kesemek.
Sebelumnya, buah kesemek ini dinilai kurang diminati oleh masyarakat di Indonesia. Selain tidak cocok disajikan sebagai buah meja, karena rasa dari buah kesemek itu sendiri sangat sepat jika dimakan secara langsung. Namun dibalik rasa sepatnya itu, buah kesemek memiliki kandungan tanin yang cukup tinggi dan dapat menghasilkan berbagai macam produk.
Prof. Muhammad Sudjana PhD, mengatakan bahwa buah kesemek memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dirinya juga menemukan sejumlah manfaat dari buah kesemek dan tengah dikembangkan untuk bahan pengawet ikan (Atmatsya) dan produk lainnya.
“Buah kesemek yang sering kita jumpai itu sangat berbeda dengan kesemek di negara lain. Karena kesemek yang tumbuh di Indonesia memiliki zat tanin yang tinggi. Dan zat inilah yang aktif dan tercipta dari buah kesemek itu sendiri,” ujar Prof Jana dalam sebuah seminar dengan tema: “Meningkatkan Ekonomi Kebangsaan Berasaskan Buah Kesemek” yang digelar di salah satu hotel di Surabaya, pada Rabu (22/11/2023).
Prof Jana mengatakan, berdasarkan teori dan temuan yang pernah dilakukannya, bahwa zat tanin yang ada pada buah kesemek di Indonesia itu dapat merubah dari kimia sintetis menjadi kimia organik.
“Maka dari itu, kita patut bangga dengan keberadaan buah kesemek di Indonesia. Meski banyak kalangan yang kurang berminat dalam budidaya buah kesemek, akan tetapi dibalik itu semua jika kita kembangkan buah itu sangat banyak manfaatnya dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi,” sebut Prof Jana.
Bahkan, kata Prof Jana, jika manfaat buah kesemek itu dikembangkan lebih luas lagi, dapat mendongkrak perekonomian nasional. Karena dari buah kesemek itu dapat tercipta berbagai macam produk. Baik itu untuk pengawet ikan, tambahan bumbu, obat-obatan, maupun obat kecantikan.
“Selain memiliki kandungan tanin yang tinggi, kelebihan buah kesemek dari buah yang lain adalah karena buah kesemek itu tidak akan pudar zat taninnya, meski masa matangnya tiba. Bahkan meskipun sudah merah hampir kulitnya memudar akan tetapi rasanya manis namun ada kalatnya. Berbeda dengan buah lain, jika sudah matang seiring dengan itu maka zat taninnya akan hilang,” ujar Jana.
Dia mengaku optimis bahwa melalui buah kesemek pihaknya siap berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian nasional. Sebab buah kesemek ini akan dijadikan berbagai bahan olahan yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak.
Sementara itu, pakar buah-buahan, Prof.Dr. Muhammad Reza Tirtawinata mengungkapkan, buah kesemek adalah salah satu jenis tanaman buah-buahan subtropis yang yang berasal dari Cina dan Asia Timur.
Menurut dia, di Indonesia buah kesemek ini dapat tumbuh dan dijumpai di dataran tinggi di atas 1000 meter. seperti di pegunungan.
“Tantangannya adalah, apakah bisa buah kesemek diturunkan pada ketinggian 500 meter. Jika itu terwujud maka budidaya kesemek kita akan melimpah, karena banyak lahan yang saat ini tidak produktif dapat dimanfaatkan untuk ditanami pohon kesemek,” kata Prof Reza saat memberi paparan dalam seminar tersebut.
Menurut dia, buah kesemek di Indonesia yang kerap dijumpai di pasar ditaburi kapur (bedak) karena untuk menghilangkan rasa sepat. “Ternyata berdasarkan riset yang dilakukan oleh Prof.Jana, dibalik rasa sepatnya memiliki kandungan manfaat sangat luar biasa,” katanya.
Tentunya, hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah agar kedepannya bisa memberikan peluang kepada petani Indonesia untuk lebih mengembangkan lagi buah kesemek guna meningkatkan perekonomian nasional.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Usaha Kecil Menengah (UKM) Drs. Irwan Wijaya mengapresiasi adanya budidaya buah kesemek yang dikembangkan menjadi berbagai macam produk olahan.
“Ini tentunya akan menjadi prospek yang bagus. Terlebih lagi buah kesemek ini bisa diproduksi menjadi substitusi bahan pengawet ikan maupun olahan lainnya yang berbahan dasar organik,” kata Irwan.
Menurutnya, dewan UKM siap bersinergi dengan PT. Rasbara Djans Samudra, (pihak Prof Jana) guna membantu dalam bidang pemasaran berbagai macam produk yang dihasilkan bersumber dari bahan baku buah kesemek tersebut.
“Kami siap membantu dalam menyiapkan UKM-nya maupun sumber daya manusianya. Dan bahkan kita bersedia dalam pengadaan lahan. Karena kita memegang beberapa regulasi yang memungkinkan penggunaan lahan itu sendiri. Baik itu lahan pemilih HPH maupun yang lain,” pungkasnya.
Seperti diketahui, vitamin utama yang terdapat dalam buah kesemek adalah Vitamin A, Vitamin B6, Vitamin C, Vitamin E dan Vitamin K. Dan kandungan Vitamin A dalam satu buah kesemek bisa mencukupi sekitar 32% kebutuhan harian manusia, dan kandungan Vitamin C bisa mencukupi 14% dalam kebutuhan harian.
Kandungan Vitamin C dalam buah kesemek mampu memenuhi 80% kebutuhan manusia, Vitamin C dalam buah ini mampu merangsang sistem kekebalan tubuh dengan cara meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh untuk menangkal mikroba, virus, jamur dan racun yang masuk ke dalam tubuh.
Selain itu kandungan Vitamin E dan senyawa antioksidan, seperti karotenoid dan katekin dapat membantu melawan peradangan dalam tubuh. Karotenoid juga sebagai agen antikanker yang cukup kuat. (red)